poems

Tampilkan postingan dengan label PUISI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PUISI. Tampilkan semua postingan

19 Mar 2012

18 November

aku teridiam menghirup angan tragis
semuanya ku cerna perlahan kembali
jauh kaki anganku terbuang, sampai lelah mata ini menangis
sampai dimana suatu hari, kejahatan mungkin yang terjadi
air matanya terjatuh, tetapi dia tetap diam manis
karena saat itu aku sedang membacakan sebuah kenyataan tentang sehidup semati

~ten~



20 Jan 2012

0202


pandangannya melilit-lilit dalam otak
yang sebenarnya akan beku oleh hening malam
dan oleh debu-debu akan menutupi kebaikan
tapi sudut senyumnya seakan membuat hampa beban hidup

maaf jika tak selembar tulisan penghibur untuk menjelaskan
betapa aku ingin hidup dalam dan oleh mu
tapi jika jiwa ini dapat keluar dan bernyanyi
maka nada indah kelak ku sembah buat mu

sekarang bersama,
dan sekarang pula ku tak ragu lagi

karya: Toga "Enji" Nainggolan

(jadi) Sempurna

jika kau mawar itu, ku akan bersamamu
menggengam tangkaimu sekuat peluh hatiku
agar tak ada lagi cela yang mereka lihat dari duri tubuhmu
agar kau sempurna...

karya: Toga "Enji" Nainggolan 

jika kaki-kaki tersudut

jika kaki-kaki ku tersudut,
ku akan lukis tangis ku jadi indah, di tembok akhir aduku
ku rajut baju penutup maluku
ku kenakan topeng-topeng penuh tawa

ya,
hidup ku penuh retorika kegelapan
ku endap saja
biar mereka bahagia
tak tangis demiku
dan ku pergi kekal

karya: Toga "Enji" Nainggolan

hanya rindu

saja ku coba tawa nyala-nyala api dalam hampa
mujur ku enggan,
ku bodoh dan ku kembali sesali tawa
ampun sudah ku telah amat lelah
kemana kau nafas senyum-senyumku?
hidupkan ku
senyum ku
hari
menit
dan detik ku

karya: Toga "Enji" Nainggolan

ku, kamu, dan cinta

ku tak lagi akan tinggal
dalam angan bercerita wangi cinta
dan penuh rona-rona tawa putri raja
ku cukup,
satu jadi angka akhir
dalam nadi dan akan mengalir ke hati
buat semua degup jadi indah nyata

karya: Toga "Enji" Nainggolan

sorry


aku berhenti untuk kelam
dan santap butir nasi ku membuat kenyang derita,
air dalam gelas membuat hati berhenti tersenyum
tiap jam ku rasa, ku dipaksa terbuai nikmat

aku kembali jalanku
dengan sedih di kiri membawa lilin yang menyala malu 
buat terang sekitar gelap-gelap yang mengerubungiku
tapi ini tak cukup

lilin harus terang ceria,
dan pintu terang yang entah dimana ku harus gapai
agar api ku matikan dan lilin tetap kekal

ku harus cepat, lilin akan habis
cahayanya muram akan mati

ku tak mau gelap ini
ku tak mau berganti lilin
ku cinta

karya: Toga "Enji" Nainggolan

mimpi (tak) akan pulang


jembatan setinggi bintang melayang
alirkan mimpi dengan satu tali pegangan
tak ada awal, tiba mimpi telah jadi
dan tak empunya sudah, jatuh akan jadi akhir

telah bertahun bermimpi dan berpegang
jembatan pula jadi tua,
lapuk dan jadi takut
melirik bawah, gentar jiwa
raga pun pudar

hanya diam kini
tak kuat walau mendenting
karna lemah raga yang terlanjur membumbung
telak terikat oleh zaman

karya: Toga "Enji" Nainggolan

di atas pasir pantai

di atas putih pasir pantai ku berjalan
ku jelajah panjang bibirnya serentak ku menyanyikan tangisan
tiap-tiap air mata jatuh dari kelopak bunga mataku dan membasahi tiap titik pasir
ku amati dengan lelahku pasir yang terlanjur ku basahi

ku coba tulis selirik cerita hidup atas butir-butir pasir yang mulai kering
sungguh berharapku tentang jawab
tapi tak ada yang kelak memberi
matahari pergi meninggalkanku,
ombak-ombak pantai berseru keras mengusirku
dan tak ada hembusan angin yang membela keberadaanku

aku kini teramat telah lelah,
ku tarik langkahku satu demi satu
ingin ku tinggalkan cerita hidup di atas pantai berpasir putih
agar ku bisu tentang arti pilu

karya: Toga "Enji" Nainggolan