ketika ibu menancapkan 1001 pedang tatapan
serta 1001 pasukan keluar keji dari mulut
dengan harap dongeng-dongeng indah jaman dulu hendak nyata
tetes-tetes air mata tersulam melingkari jiwa
dan raga telah menjadi kayu dan terbakar
oleh timpang api kebenaran
telah lemah ibu menyusul sabar
yang kini telah di ujung jurang kelam
dan kini sabar telah mati
tercabik tajamnya batu hinaan, tersayat batu penyangkalan
ibu akan selalu menunggu
walau telah tertidur dingin dengan hati tersayat perih
menunggu kata ampun dari buah-buah manis rahim
karya: Toga "Enji" Nainggolan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar